

Sebagai seorang investor, Anda tahu pentingnya membeli saham saat harganya murah. Saham yang oversold mengalami penurunan harga secara substansial, sering kali karena faktor eksternal yang tidak terkait dengan fundamental perusahaan. Mengenali saham oversold memberi peluang untuk membeli saham perusahaan yang solid dengan harga diskon. Namun, saham oversold juga mengandung risiko jika faktor-faktor yang mendorong penurunan harga berlanjut atau memburuk. Dengan mata analitis, Anda bisa menemukan berlian dalam kesempitan dan potensi penawaran di antara saham-saham oversold. Dalam artikel ini, kita akan membahas apa yang dimaksud dengan saham oversold, cara mengidentifikasi kandidat yang baik, strategi untuk menentukan apakah saham tersebut merupakan peluang nilai atau jebakan nilai, dan contoh-contoh saham oversold yang kemudian mengungguli.
Apa Artinya Ketika Saham Oversold?
Saham oversold berarti harga saham turun drastis dalam waktu singkat. Trader menggunakan indikator teknikal seperti Relative Strength Index (RSI) untuk menentukan apakah suatu saham oversold. Sebuah saham biasanya dianggap oversold ketika RSI turun di bawah 30, yang mengindikasikan bahwa saham tersebut mungkin telah turun terlalu cepat.
Ketika sebuah saham mengalami oversold, ini sering kali berarti sentimen investor menjadi terlalu negatif. Mentalitas kerumunan telah mengambil alih, dengan banyak investor menjual dengan panik. Namun, kondisi oversold sering kali merupakan peluang beli yang bagus untuk investor value. Fundamental saham kemungkinan besar tidak berubah, namun untuk sementara waktu saham tersebut dinilai terlalu murah karena pesimisme yang ekstrem.
Contohnya, jika sebuah perusahaan melaporkan pendapatan kuartalan di bawah ekspektasi analis, harga saham dapat jatuh karena investor bereaksi berlebihan. Meskipun berita tersebut mengecewakan, hal ini tidak serta merta membenarkan aksi jual yang berlebihan. Saham menjadi oversold, sehingga menciptakan peluang untuk membeli di harga murah.
Saham-saham yang sudah jenuh jual sering kali pulih dengan cepat begitu kepanikan mereda dan pikiran yang lebih tenang muncul. Ketika RSI naik di atas 30, semakin banyak investor yang mengenali saham tersebut sebagai saham yang undervalued dan mulai membeli lagi. Rebound bisa berlangsung cepat, sehingga saham-saham yang oversold menawarkan potensi keuntungan jangka pendek yang solid. Namun, ada juga kemungkinan saham terus menurun, sehingga kondisi oversold memiliki risiko.
Singkatnya, saham oversold memiliki harga yang turun tajam dalam waktu singkat. Namun, pesimisme yang menyebabkan kondisi oversold bisa jadi berlebihan, sehingga menawarkan peluang untuk membeli saham bagus dengan harga diskon sementara. Dengan risiko dan imbalan yang tinggi, saham oversold dapat menjadi area yang menguntungkan bagi investor yang giat.
Cara Mengidentifikasi Saham Oversold
Untuk mengidentifikasi saham yang jenuh jual, perhatikan tanda-tanda berikut ini:
Penurunan Harga dan Peningkatan Volume
Penurunan harga yang tajam, terutama dalam waktu singkat, menandakan bahwa saham tersebut mungkin sudah jenuh jual. Periksa apakah volume saham yang diperdagangkan juga meningkat. Ini mengindikasikan lebih banyak penjual daripada pembeli, sehingga harga turun. Bila fundamental perusahaan tetap kuat, harga saham akan naik kembali setelah aksi jual panik mereda.
Indikator Teknis
Gunakan indikator teknikal seperti Relative Strength Index (RSI) dan stochastic oscillator untuk menentukan apakah suatu saham berada di wilayah oversold. RSI di bawah 30 menunjukkan bahwa saham sudah jenuh jual, sedangkan angka stokastik di bawah 20 berarti sama. Indikator-indikator ini mengukur kecepatan dan besarnya perubahan harga terkini untuk menentukan apakah suatu saham sudah jenuh beli atau jenuh jual.
Perubahan Sentimen
Carilah berita atau peristiwa terbaru yang dapat memperburuk sentimen investor untuk sementara waktu dan mendorong saham ke dalam status oversold. Hal-hal seperti penurunan panduan, masalah hukum, atau tekanan industri yang lebih luas dapat berdampak negatif pada sentimen. Bila isu-isu tersebut bersifat sementara, sentimen akan stabil dan harga saham akan pulih.
Mengevaluasi Fundamental
Pastikan fundamental perusahaan tetap kuat dan tidak mengalami perubahan material. Pendapatan, laba, arus kas, tingkat utang, dan prospek pertumbuhan harus tetap stabil. Bila fundamental melemah secara signifikan, penurunan harga saham bisa jadi wajar dan bukan pertanda oversold. Saham oversold dengan fundamental kuat berada di posisi terbaik untuk rebound.
Dengan mengenali tanda-tanda ini, Anda bisa mengenali saham-saham yang oversold dengan potensi pemulihan harga dan kesempatan untuk membeli dengan harga diskon. Namun, selalu lakukan riset Anda sendiri untuk memastikan bahwa saham tersebut sudah jenuh jual sebelum berinvestasi.
Perbedaan Antara Oversold dan Overbought
Istilah “oversold” dan “overbought” merujuk pada kondisi sementara di pasar saham berdasarkan penawaran dan permintaan. Sebuah saham dianggap oversold apabila harganya turun tajam, mengindikasikan lebih banyak penjual daripada pembeli. Saham yang overbought naik dengan cepat, menandakan lebih banyak pembeli daripada penjual.
Saham Oversold
Saham oversold memiliki harga yang turun secara substansial dalam waktu singkat. Hal ini sering kali mengindikasikan bahwa investor telah menjual saham tersebut dengan cepat, sehingga harganya turun. Penurunan harga menunjukkan bahwa saham tersebut mungkin telah menjadi undervalued. Investor yang cerdas akan mencari saham yang oversold, mengharapkan harga naik kembali seiring dengan normalisasi penawaran dan permintaan.
Ketika sebuah saham menjadi oversold, ini bisa menjadi peluang untuk membeli dengan harga murah. Namun, hal ini juga membawa risiko tambahan jika harga terus menurun. Investor harus melakukan riset menyeluruh untuk menentukan apakah penurunan harga bersifat sementara atau ada masalah mendasar pada perusahaan atau sektor tersebut. Beberapa tanda bahwa saham yang oversold mungkin akan pulih antara lain:
- Fundamental yang kuat: Perusahaan ini memiliki keuangan, manajemen, dan prospek pertumbuhan yang solid. Penurunan harga disebabkan oleh dinamika pasar yang bersifat sementara, bukan karena kondisi bisnis yang melemah.
- Indikator oversold: Indikator teknikal seperti Relative Strength Index (RSI) menunjukkan saham berada di level oversold, yang menunjukkan bahwa penurunan harga sudah berlebihan. Level RSI di bawah 30 dianggap oversold.
- Level-level support bertahan: Harga saham bertahan di level support di mana pembeli masuk, mengindikasikan potensi rebound. Jika support tembus, penurunan harga lebih lanjut lebih mungkin terjadi.
- Katalis positif: Peristiwa yang akan datang seperti peluncuran produk, laporan pendapatan, atau data ekonomi dapat mendorong harga kembali naik. Kondisi oversold memberikan peluang untuk membeli sebelum katalis.
Meskipun saham-saham yang sudah jenuh jual memberikan peluang beli, tetaplah berinvestasi dengan hati-hati. Lakukan riset menyeluruh dan pertimbangkan toleransi risiko Anda sebelum berinvestasi pada saham apa pun, terutama saham yang harganya sudah turun drastis.

Manfaat dan Risiko Trading Saham Oversold
Ketika sebuah saham menjadi oversold, ini bisa menjadi peluang untuk membeli saham dengan harga diskon. Namun, saham oversold juga memiliki risiko yang harus dipertimbangkan investor sebelum melakukan trading.
Manfaat utama trading saham oversold adalah potensi keuntungan bila saham tersebut rebound. Ketika harga saham turun secara signifikan, hal ini sering kali disebabkan oleh faktor sementara seperti perkiraan pendapatan yang meleset, penarikan produk, atau volatilitas pasar secara keseluruhan. Bila masalah yang menyebabkan penurunan harga saham teratasi, atau investor menyadari bahwa aksi jual berlebihan, harga saham dapat pulih kembali. Investor yang membeli saat saham oversold dapat memperoleh keuntungan dari rebound ini.
Namun, ada risiko dalam memperdagangkan saham yang sudah jenuh jual. Saham dapat terus menurun lebih lanjut, menyebabkan kerugian bagi investor yang membeli terlalu dini. Masalah yang berdampak pada saham mungkin memerlukan waktu lebih lama untuk diselesaikan atau mungkin lebih serius daripada yang diperkirakan sebelumnya. Sentimen investor juga perlu waktu untuk membaik, dan saham mungkin tetap tertekan untuk waktu yang lama.
Trader harus meneliti saham yang oversold secara menyeluruh untuk menentukan kemungkinan rebound sebelum membeli. Tinjau laporan berita terbaru dan pengajuan perusahaan untuk memahami alasan di balik penurunan harga dan lihat apakah masalahnya bersifat sementara atau lebih tahan lama. Periksa metrik utama seperti pendapatan, laba, dan panduan untuk menilai kesehatan finansial dan prospek pertumbuhan perusahaan. Saham yang terlalu banyak dijual di perusahaan yang sehat dan bertumbuh lebih mungkin untuk pulih.
Meskipun saham-saham yang oversold menghadirkan peluang, mereka juga memiliki risiko. Dengan memahami faktor-faktor di balik penurunan harga dan menentukan potensi rebound, investor dapat mengambil keputusan yang tepat mengenai apakah saham oversold sepadan dengan risikonya. Dengan analisis yang cermat, trading saham oversold dapat menghasilkan keuntungan yang signifikan saat saham tersebut naik. Namun, selalu ada kemungkinan saham terus menurun, jadi toleransi risiko dan batas stop-loss penting untuk dipertimbangkan.
Studi Kasus: Contoh Saham Oversold di Dunia Nyata
Saham-saham yang jenuh jual memberikan peluang utama bagi para investor. Dengan mengikuti saham-saham yang Anda minati, Anda bisa mengetahui waktu optimal untuk membeli. Berikut ini beberapa contoh nyata saham oversold yang pulih dengan baik:
Apple Inc.
Pada bulan Desember 2018, saham Apple Inc (AAPL) turun hampir 40% dari harga tertinggi di bulan Oktober, sebuah penurunan besar-besaran yang membuat saham tersebut oversold. Namun, fundamental Apple masih kuat, dengan pertumbuhan pendapatan dan laba yang solid serta valuasi yang masuk akal. Investor yang membeli saham di sekitar level terendah Desember mendapatkan keuntungan 50% selama 6 bulan ke depan seiring dengan pulihnya harga saham.
Boeing
Pada tahun 2019, saham Boeing (BA) anjlok lebih dari 20% setelah pesawat 737 Max dikandangkan setelah dua kali mengalami kecelakaan. Saham ini jelas-jelas sudah oversold, mengingat dominasi pasar Boeing dan prospek pertumbuhan jangka panjang dalam industri kedirgantaraan dan pertahanan. Para investor yang melihat peluang untuk membeli saham yang sudah oversold mendapatkan keuntungan 25% hanya dalam 3 bulan karena harga saham rebound.
Kapal Pesiar Karnaval
Industri kapal pesiar hancur pada tahun 2020, dengan saham Carnival Cruise Line (CCL) jatuh lebih dari 80% pada titik terendahnya. Namun, dengan neraca keuangan yang solid, basis pelanggan yang berdedikasi, dan kemungkinan rebound perjalanan pasca-pandemi, Carnival tampak oversold. Investor yang mengambil kesempatan pada saham yang sangat jenuh jual telah melihat keuntungan 120%, meskipun saham tetap jauh di bawah harga tertinggi sebelum pandemi.
Dalam setiap kasus, saham-saham yang oversold pulih dalam waktu yang relatif singkat berdasarkan fundamental yang mendasari dan prospek pertumbuhan di masa depan. Dengan memantau pasar secara cermat, investor perorangan dapat menemukan peluang untuk membeli saham-saham yang sudah oversold dan undervalued sebelum terjadi rebound. Dengan kesabaran, investasi ini dapat menghasilkan keuntungan yang signifikan.
Kesimpulan
Sebagai investor, penting bagi Anda untuk memahami konsep saham oversold dan cara memanfaatkan peluang yang ada. Dengan mengidentifikasi kondisi oversold, memantau indikator utama, dan mengatur waktu trading Anda dengan bijak, Anda bisa membeli saham dengan harga diskon dan mendapat untung saat harga saham pulih. Walau strategi ini mengandung risiko, potensi imbal hasil yang lebih tinggi dan keuntungan yang lebih besar membuat saham-saham oversold layak dicermati. Dengan kesabaran dan kehati-hatian, Anda akan berada di posisi yang tepat untuk memanfaatkan peluang oversold berikutnya di pasar.